Senin, 30 Januari 2017

Aduh, Di China Ada BMW i3 Imitasi

Produsen otomotif asal China baru saja meluncurkan model terbaru yang sangat terinspirasi dari BMW i3. Hasilnya tampilan BMW i3 imitasi ini sangat mirip seperti BMW i3 versi Jerman.

Aduh, Di China Ada BMW i3 Imitasi

Dilansir dari Carscoops, Kamis (27/10/2016) dari beberapa foto yang ditampilkan, tampaknya mobil ini akan melenggang di jalanan China dengan mengusung tenaga plug-in hybrid atau listrik.

Fitur hybridnya menggunakan mesin bensin 1.0 L yang bisa mengalirkan 67 daya kuda dan dikawinkan dengan motor listrik yang bisa menghasilkan 40 daya kuda, sedangkan versi mobil listrik tenaga sepenuhnya berasal dari motor listrik.

Dari kabar berita yang beredar disana, i3 buatan China ini memiliki dimensi yang sama dengan BMW i3 dengan panjang 4,164 mm, lebar 1,720 mm, dan jarak sumbu roda 2,515 mm.

Sayang, hingga saat ini keterangan lebih lengkap BMW i3 duplikat ini sangat sulit didapat. (dry/lth)

Rabu, 25 Januari 2017

Touring Kuliner ala Komunitas Silver Car Community

Dalam rangka persiapan/pemanasan Turing jarak jauh yang akan diadakan oleh pengurus Silver Car Community of Indonesia (SCCI) yang rencananya dilakukan pada bulan Desember 2016. SCCI mengadakan Turing Kuliner jarak pendek ke daerah Serang, Banten tepatnya di RM. Bu Entin dan Durian Jatoh H. Arif pada tanggal 22 Oktober 2016.

Touring Kuliner ala Komunitas Silver Car Community

Touring yang disingkat 'Tukul' kali ini diikuti 10 kendaraan dengan meeting point di Flavor Bliss, Alam Sutera mulai pukul 08:00 wib pagi. Di lokasi meeting point peserta diberikan briefing singkat oleh panitia mengenai tata tertib touring.

Persiapan ini dilakukan agar perjalanan kali ini tetap mengutamakan keselamatan dan kenyamanan berkendara. Setelah biefing singkat dilakukan, komunitas Silver Car Community doa bersama agar selamat sampai tujuan dan kembali ke rumah. Tidak lupa acara semakin meriah dengan pembagian "Goodie bag", penempelan stiker sponsor dan foto bersama.

Perjalanan menuju lokasi pertama RM. Bu Entin ditempuh dalam waktu 2 jam. Sebelum menikmati makan siang khas Sunda, serta ramah tamah antar peserta sehingga terjalin keakraban antar peserta Turing. Dilanjutkan dengan foto bersama sebelum bergerak ke lokasi berikutnya.

Setelah makan siang bersama di lokasi pertama, peserta bergerak menuju lokasi selanjutnya yakni Durian Jatoh H. Arif.

Disini para peserta bisa menikmati nikmatnya durian khas kota Serang yang sudah terkenal. Dilanjutkan dengan pembagian 'Doorprice' bagi para peserta touring dan foto bersama.

Jumat, 20 Januari 2017

Royal Enfield Himalayan Berubah Menjadi Motor Pemadam Kebakaran

Pemadam kebakaran di Mumbai India memodifikasi Royal Enfield Himalayan, yang dilengkapi alat pemadam kebakaran. Hal ini dilakukan untuk karena keluhan waktu kedatangan yang lama saat warga memanggil pemadam kebakaran.

Royal Enfield Himalayan Berubah Menjadi Motor Pemadam Kebakaran

Dilansir dari indianautosblog, Kamis (27/10/2016), motor dipilih karena mobil pemadam kebakaran yang besar sering datang terlambat karena kemacetan di jalan utama.

Saat ini motor tersebut masih dalam tahap pengetesan untuk dipasang perangkat pemadam kebakaran. Jika lolos tes, Himalayan bakal menjadi pertolongan pertama saat terjadi kebakaran sebelum truk yang lebih besar datang menyusul.

Beberapa perangkat yang melengkapi motor pemadam kebakaran ini antara lain Brijbasi Fire Safety System termasuk pompa bertekanan tinggi, 60 liter tangki penyimpanan air, busa pengompres udara, dan selimut gel. Selain itu juga dilengkapi pertolongan pertama untuk luka untuk mengobati mereka yang mengalami luka bakar kecil.

Jika motor ini berhasil tes mungkin saja pemerintah India akan memilih pemadam kebakaran dari motor sebagai pilihan.

Minggu, 15 Januari 2017

Touring Moge Lintas Negara, Pengendara Ingin Salurkan Hobi dan Pelajari Safety Riding

Ajang touring menggunakan motor gede (moge) Honda dari Thailand hingga Malaysia, Honda Asian Journey dimanfaatkan oleh konsumen moge Honda dari Indonesia dan beberapa negara lain. Perjalanan sekitar 700 km ini digunakan konsumen moge Honda untuk menyalurkan hobi sekaligus memperdalam ilmu safety riding.

Touring Moge Lintas Negara, Pengendara Ingin Salurkan Hobi dan Pelajari Safety Riding

Agus Nurhayat, pemilik Honda CB500X dari Jakarta mengaku, mengikuti Honda Asian Journey yang diawali dengan pembekalan safety riding menurutnya bisa menambah ilmu dan wawasan dalam berkendara. Selain itu, melalui turing ini Agus juga ingin memuaskan hatinya menyalurkan hobi touring.

"Sebenarnya touring itu hobi. Untuk kepuasan hati. Kalau orang hobi, touring sudah mencapai kepuasan hatinya," katanya di Phuket, Thailand, Rabu (26/10/2016).

Agus mengaku pernah melakukan touring di dalam negeri maupun di luar negeri. Dalam perjalanan ini, Agus ingin menggunakan moge Honda F6B.

Sementara itu, pemilik Honda CB500X lainnya, Maruf dari Pekanbaru mengatakan, motivasi dia mengikuti Honda Asian Journey ini utamanya adalah mengasah kemampuan safety riding. Pelatihan safety riding yang dilakukan di Honda Safety Riding Park Phuket, Thailand ini membuat Maruf lebih mendalami cara berkendara yang lebih aman.

"Kalau di Indonesia enggak tahu cara riding yang benar. Kalau di sini diajarin total dan resmi dari Honda," ujar Maruf.

Maruf mengakui, sebelum mengikuti sesi safety riding ini, cara berkendara dia banyak yang tidak sesuai. Dari pelatihan ini, dia mulai membiasakan cara berkendara yang baik.

"Yang fatal kan kalau tangan kiri nempel ke kopling, tadi pas praktik tangan kiri saya nempel ke kopling ditegur. Akhirnya sekarang udah kebiasaan. Banyak ilmu sih, kayak posisi ngerem dan sebagainya," kata Maruf.

Selain kegiatan safety riding, Maruf juga ingin mencari kawan baru dari kegiatan Honda Asian Journey ini. Sebabnya, perjalanan ini tak hanya diikuti oleh peserta dari beberapa negara di Asia Tenggara seperti Thailand, Vietnam dan Malaysia.

"Pergaulannya jadi tambah luas. Harapannya bisa turing antarnegara lagi selama ada kesaempatan. Ini pertama kali turing antarnegara. Makanya penasaran. Kalau ke luar negeri sering, tapi enggak riding," kata Maruf. (rgr/ddn)

Selasa, 10 Januari 2017

Cirebon Aktif Kampanyekan #Nodrivingunder17 di Sekolah

Bukan hanya di Jakarta, pemandangan anak di bawah umur mengendarai motor juga sering terlihat di Cirebon, Jawa Barat. Untuk itu pemerintah setempat secara rutin memberikan edukasi kepada anak-anak sekolah tentang bagaimana bahaya di jalan.

Cirebon Aktif Kampanyekan #Nodrivingunder17 di Sekolah

"Kita sudah sosialisasi kepada sekolah-sekolah yah dimana kita intens dalam satu tahun itu bisa beberapa titik yang dilokasikan. Jadi kaya crash test, kita perlihatkan di foto, kecepatan kendaraan lebih dari 50 km/jam itu dampak kecelakaannya seperti apa," ujar Koordinator Penguji Kendaraan Bermotor (PKB) Dishub Cirebon, Eddy Suzendi, kepada detikOto saat ditemui di Jakarta.

Eddy juga melihat banyak anak-anak selain masih di bawah umur, juga tidak menggunakan perlengkapan keamanan berkendara.

"Nah mereka tidak memakai pengaman di dalam badan dia sendiri. ketika dia terjadi crash tulang punggung yang tidak dilindungi bisa terjadi permasalahan gitu, jadi mungkin bisa menyebabkan kelumpuhan, dan lain sebagainya," tutur Eddy.

Untuk itu pemerintah Cirebon melalui PKB memberikan pelajaran, agar ada rasa jera bagi para anak-anak di bawah umur, untuk tidak bebas lalu lalang di jalanan.

"Ada rasa jera. Apa lagi di bawah umur, kan mereka tanpa menggunakan helm, baju pelindung, dengan kecepatan tinggi seperti itu, jadi memberikan penyuluhan," ujarnya.

Namun ada beberapa persoalan yang menghalangi hal-hal tersebut, seperti keterbatasan dana untuk safety riding.

"Kita kadang-kadang, ke daerah pada saat kita minta ini kadang-kadang kan, Kabupaten Cirebon ini kan luas, kita tidak bisa semua sekolahan. Kita mengimbau mungkin bener-bener kepada pimpinan, ataupun penentu kebijakan, kalau bisa safety riding ini bisa dijadikan kurikulum, ekstrakurikuler lah kalau bisa, ekstrakulikuler kepada anak-anak sekolah, sehingga mereka bisa tahu bagaimana sih keselamatan yang baik di jalan itu gitu," tambah Eddy.

Kamis, 05 Januari 2017

Motor Kian Canggih, Tapi Ibu-ibu Ngeremnya Masih Pakai Kaki

Tanpa bermaksud merendahkan kemampuan para wanita, kalau membicarakan kaum hawa yang mengendarai motor seakan tiada habisnya. Mulai dari mereka yang dianggap kurang mumpuni nyetir sampai kebiasaan uniknya.

Motor Kian Canggih, Tapi Ibu-ibu Ngeremnya Masih Pakai Kaki

Misalnya saat mau belok kanan malah menyalakan lampu sein ke kiri, atau ketika saat mau mengerem malah menggunakan kaki.

"Kita di asosiasi biasa ngajarin konsumennya kan karena sepeda motor teknologinya sudah lebih bagus, cuma kalau nggak ikut safety riding kan masih teknologi kayak sepeda, kalau lihat ibu-ibu kan kalau mau ngerem kakinya tuh turun, bukan nyindir ibu-ibu ya tapi kenyataannya begitu," kata Ketua Bidang Komersial AISI, Sigit Kumala, di Jakarta.

Semakin majunya teknologi tersebut nampaknya jadi sia-sia saja karena tidak diterapkan dengan baik oleh konsumennya.

"Kurikulum kami di beberapa area sudah menyampaikan teknologi mengendarai sepeda motor karena teknologi sepeda motor juga sudah dikembangkan termasuk dengan adanya parking brake lock dan start stop eco otomatis itu tapi nggak jamin," lanjut Sigit.

Sigit menambahkan hal yang paling efektif untuk menambah keamanan dan kenyamanan berkendara adalah kesadaran yang datang dari diri kita sendiri. "Menurut saya perbaiki moral sendiri (yang paling efektif)," tutupnya./ (dry/ddn)