Senin, 05 Desember 2016

Mazda Indonesia: Pengalihan Bisnis adalah Hal yang Normal

Peralihan bisnis distribusi dan suku cadang Mazda dari PT Mazda Motor Indonesia kepada Eurokars, cukup mengejutkan kalangan pecinta otomotif tanah air.

Mazda Indonesia: Pengalihan Bisnis adalah Hal yang Normal

Berbagai spekulasi soal kenapa Mazda mengambil langkah ini bermunculan, mulai dari apakah karena perekonomian Indonesia yang kurang bersahabat, hingga penjualan Mazda yang dianggap kurang bagus.

Namun Mazda Motor Indonesia memastikan hal itu tidaklah benar. Karena langkah yang diambil Mazda Motor Indonesia ini, hanya langkah koorporasi agar brand Mazda bisa menjadi lebih kuat di Indonesia yang bisa lebih menguntungkan konsumen Mazda di Indonesia.

Senior Marketing Manager PT Mazda Motor Indonesia (MMI), Astrid Ariani Wijana kepada detikOto buka-bukaan soal peralihan bisnis Mazda ini.

"Prinsipnya apa yang dilakukan Mazda adalah aksi korporasi yang normal, yang memang dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai kondisi maupun juga objektif agar lebih baik di masa depan," ujarnya.

"Saya yakin pada dasarnya Mazda brand sendiri itu tetap hadir di Indonesia dan aksi korporasi ini tidak akan menimbulkan hal apapun. Terutama ke sisi konsumen. Karena pada prinsipnya, semua penjualan berjalan seperti biasa, garansi, ketersediaan spare part tidak ada yang berubah, yang berubah hanya transfer bisnisnya saja dari MMI ke EMI (PT Eurokars Motor Indonesia). Dimana hal tersebut akan berlangsung setelah 1 Februari 2017," tambahnya.

Astrid kembali menjelaskan kenapa Mazda melakukan ini, dan memilih Eurokars Indonesia untuk menangani Mazda di Indonesia.

"Kalau ditanya kenapa dilakukan? Pada dasarnya ini yang diputuskan oleh Mazda Motor Coorporation, yang kami dengar hal ini diambil memang untuk, tujuan melokalisasi manajemen seperti yang mereka lakukan juga dalam melaksanakan rencana program jangka panjang Mazda. Sama seperti yang mereka lakukan di Singapura dan Filipina," ujar Astrid

"Jadi sebenarnya dengan adanya transfer bisnis ini untuk melokalkan managemen, semua kegiatan usaha akan lebih efisien dan potensi mengembangkan brand Mazda juga dapat dimaksimalkan. Hanya itu saja, jadi tujuan akhirnya adalah untuk kemajuan brand Mazda itu sendiri saya melihat belakangan ini beberapa ada yang dipolitisir, melihat ada brand lain yang melakukan hal sama. Tapi ini berbeda, namun disamakan dengan kami. Padahal sama sekali berbeda," ujar Astrid.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar